Apakah Anda bisa merasa cukup dengan apa yang ada padamu saat ini? Cukupkah?
Karena ingin dianggap keren, seorang muda memaksakan diri membeli barang-barang mahal dengan merk tertentu. Pakaian, tas, jam tangan, gadget dan sebagainya untuk menunjukkan dia sukses dan berkelas. Tetapi kenyataannya dia tiap bulan hidup gali lobang tutup lobang. Sering utang termasuk dengan kartu kredit dan menjadi pelit termasuk kepada orang tuanya sendiri. Menjadi pribadi yang sering mengeluh dan kurang bersyukur, dan kerap iri dengan orang lain yang terlihat lebih keren dari dirinya. Fenomena seperti ini terjadi di semua lapisan usia dan profesi, dari anak ABG sampai pensiunan sekalipun. Dari pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha. Mengadakan pesta atau resepsi yang melebihi kemampuan keuangannya supaya terlihat hebat, membeli mobil mewah dengan hasil korupsi, liburan keluar negeri dengan memeras pihak lain.
Kejadian ini mengingatkan kita untuk cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Artinya adalah uang atau harta yang sah, didapat dengan cara yang benar, sesuai hukum, aturan dan etika. Karena banyak orang menjadi rusak diawali dengan kegagalan menahan diri untuk berkata cukup. Dunia menjadi rusak karena orang-orang rakus yang tidak pernah merasa cukup. Terjadinya kesenjangan yang makin ekstrim antara orang kaya dan miskin adalah orang-orang rakus yang memanfaatkan segala celah dan peluang untuk memperkaya diri. Sistem perekonomian yang demikian rumit, teknologi, data, dan akses menjadi sarana pertarungan orang untuk mengambil kekayaan sebanyak mungkin dan tanpa memikirkan impak kepada orang lain.
Faktor penyebab adalah gagal berkata “cukup”. Cukup menurut kamus artinya adalah dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan dan sebagainya; tidak kurang, lengkap, tidak kekurangan. Persoalan manusia sekarang adalah di “gengsi” atau “harga diri”, dan bukan lagi semata cukup. Ada orang yang merasa gajinya terlalu kecil, padahal penyebabnya adalah gaya hidup dia yang terlalu tinggi. Teknologi komunikasi dan media sosial menjadi salah satu wadah penyebaran gaya hidup yang sangat kuat. Apa yang dilihat mata dan didengar telinga kerap membuat orang merasa dirinya kurang ini dan itu. Jika gagal mengendalikan, maka itulah awal masalah dalam hidupnya. Apakah Anda bisa merasa cukup dengan apa yang ada padamu saat ini? Cukupkah?
Salam Semangat
Ulbrits Siahaan
Bagikan:
Harap Login terlebih dahulu untuk memberikan komentar