Saya pernah terlibat dalam proses “pengurangan karyawan” di berbagai perusahaan, baik sebagai wakil karyawan ataupun bagian dari management. Situasi seperti itu pahit dan tidak dikehendaki para pihak. Tapi situasi menuntut demikian dan dicari solusi yang terbaik dan sesuai aturan.
Kali ini saya ingin menyorot dari sudut pandang karyawan. Mengapa terjadi pengurangan dan bagaimana kita antisipasinya?
Banyak penyebab pengurangan karyawan. Bisa karena kondisi bisnis, seperti yang lazim terjadi setelah masa pandemi Covid-19 ini. Tetapi bisa juga karena perubahan teknologi, dimana orang diganti mesin, otomasi, digitalisasi, dll. Ingat bagaimana para penjaga gardu tol dan area parkir digantikan oleh mesin elektronik?. Berapa ribu orang yang kehilangan pekerjaan.
Bahkan yang kerja di bidang teknologi juga bisa terjadi pengurangan karena perubahan sistem. Dulu di perusahaan pakai aplikasi lama, lalu diganti dengan sistem baru. Orang IT lama yang tidak bisa mengikuti akhirnya pelan-pelan tersingkirkan. Termasuk karyawan internal diganti dengan vendor.
Secara pribadi, saya juga mengenal dan bertemu dengan orang-orang yang kesulitan cari kerja ketika sudah usai 40 tahun ke atas. Pekerjaan mereka di level admin atau teknisi, yang sudah bertahun-tahun bekerja di satu bidang. Kenapa mereka menganggur, sulit cari kerja lagi.
Tidak heran karena lapangan pekerjaan untuk bidang tersebut makin terbatas, karena sudah tergantikan oleh sistem (teknologi). Perusahaan juga lebih senang cari yang muda dengan pertimbangan gaji, lebih mudah dibentuk, dll.
Fakta seperti ini menjadi reminder bagi kita, khususnya mereka yang bekerja di level admin, teknisi yang sangat mudah digantikan oleh mesin / teknologi. Apakah kita siap dengan perubahan? Jika berandai-andai perusahaan tempat kerja kita tutup, seberapa mudah kita cari kerja pengganti? Atau apakah kita sudah siap wiraswasta?
Banyak orang terlena, tanpa sadar waktu terus berjalan. Berada di “comfort zone” dan sangat tidak ketika ada di situasi tersebut. Panik dan stres. Terutama ketika anak-anak sudah besar, butuh biaya tinggi dan penghasilan tunggal.
Termasuk juga mereka yang terpaksa bekerja di satu tempat dengan tidak nyaman dan tidak bertumbuh. Mereka sudah tidak betah dan tersiksa, tetapi ditahan-tahan karena terpaksa. Karena tidak mampu atau yakin bisa cari kerja pengganti.
Tulisan ini khusus untuk Bapak/Ibu/rekan-rekan yang sudah 40 ke atas. Tapi sebenarnya valid dan relevan untuk semua orang.
Belajar, membaca, diskusi dan banyak cara untuk mengembangkan diri.
Salam bertumbuh.
Ulbrits Siahaan
Pendiri & Pembina Yayasan Auxano Indonesia Muda
Jakarta 22 Sept 2021
Bagikan:
Harap Login terlebih dahulu untuk memberikan komentar