Di era digital, promosi atau kampanye bukan sekadar posting di media sosial saja. Namun juga bicara tentang membangun komunitas yang hidup, saling dukung, dan punya tujuan bersama. Dalam konteks ini, banyak anak muda yang memiliki potensi besar penggerak perubahan melalui dunia digital.
Promosi bisa untuk menjual produk atau jasa, namun bisa juga untuk melakukan ajakan dalam sebuah gerakan. Misalkan ada gerakan anak muda tentang sampah, literasi, perlindungan anak, dan sebagainya. Digital campaign erat kaitannya dengan ”Community” dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan, sosial dan budaya.
Untuk itu, Yayasan Auxano Indonesia Muda, akan menyelenggarakan training gratis dengan topik “Digital Campaign & Community” pada hari Sabtu, 8 Nov Oktober 2025, Pkl 09.30 – 12.00 WIB.
Sharing akan berikan oleh Bapak Irfan Prabowo, CEO Infipop dan inisiator Minutes of Manager. Beliau adalah seorang praktisi komunikasi digital, yang telah membantu banyak brand dan organisasi membangun strategi komunikasi yang relevan di era digital. Ia juga dikenal sebagai inisiator Minutes of Manager, sebuah gerakan berbagi insight kepemimpinan dan manajemen yang populer di kalangan profesional muda Indonesia.
Materi yang akan dibawakan antara lain : 1. Strategi membangun digital campaign yang menarik dan efektif. 2. Cara mengelola komunitas online agar tetap aktif dan solid. 3. Tips menciptakan konten yang relevan, autentik, dan punya dampak sosial. 3. Peran komunitas digital dalam membangun personal brand dan peluang karier dan Tanya Jawab
Training ini GRATIS dan terbuka untuk semua kalangan, pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha / entrepreneur, pekerja sosial, ibu rumah tangga atau atau siapa saja yang ingin belajar tentang “Digital Campaign”
Untuk mendapatkan sertifikat training, wajib mendaftar dulu ke link berikut ini
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa intensitas penggunaan media sosial berkorelasi negatif dengan kepercayaan diri remaja. Semakin sering menggunakan media sosial, semakin rendah (turun) kepercayaan dirinya.
Perbandingan sosial (social comparison) lewat Instagram memiliki korelasi kuat dengan self-esteem yang rendah pada remaja pengguna aplikasi tersebut.
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar cerita fiksi ilmiah. Hari ini, AI hadir di genggaman kita: dari fitur kamera ponsel yang pintar mengenali wajah, aplikasi yang bisa menerjemahkan bahasa dalam hitungan detik, sampai robot chat yang bisa menjadi partner belajar, kerja, bahkan usaha. Pertanyaannya: bagaimana anak muda bisa benar-benar memanfaatkan AI, bukan sekadar jadi penonton atau malah jadi korban AI?
Banyak anak muda di masa kini yang merasa galau dalam menentukan arah hidu. Terjebak antara mengejar passion, mencari kestabilan finansial, dan memenuhi ekspektasi sosial. Tidak sedikit yang cepat bosan, sering berganti pekerjaan, atau merasa hampa meskipun berhasil meraih prestasi.
Dunia kerja, bisnis, dan kehidupan hari ini penuh dengan ketidakpastian, mulai dari gejolak ekonomi, perkembangan teknologi & AI yang begitu cepat, termasuk dampak dari sosial, politik, dll. Banyak orang (termasuk anak muda) takut dan tidak siap menghadapi situasi seperti ini.