Grow Through It: Resiliensi Bukan Cuma Bertahan Tapi Bertumbuh
Kita semakin sering membaca berita perusahaan di tutup dan terjadi PHK. Banyak pedagang dan pengusaha mengeluh daya beli menurun karena ekonomi melemah. Globalisasi membuat pemain asing makin banyak masuk ke Indonesia. Kita sekolah, kuliah, bekerja dan usaha di tengah dunia yang makin tidak pasti. Banyak orang kuatir dengan kecepatan perubahan dan ketatnya kompetisi. Resiliensi bukan sekadar bertahan, tetapi terus bertumbuh di tengah tekanan dan ketidakpastian. Resiliensi bukan cuma soal kuat, tapi juga cerdas dan lentur dalam menyikapi realitas hidup yang terus bergerak. Ajakan ini relevan untuk semua kalangan, khususnya anak muda Indonesia.
Untuk itu, Yayasan Auxano Indonesia Muda, akan menyelenggarakan training gratis dengan topik “Grow Through It: Resiliensi Bukan Cuma Bertahan Tapi Bertumbuh” pada hari Sabtu 12 Juli 2025, Pkl 09.30 – 12.00 WIB.
Sharing akan dibawakan oleh Ibu Dina Sitopu, People & Performance Director PT Heinz ABC Indonesia. Ibu Dina dengan pengalaman panjang HR, antara lain pernah HR Director di Amcor, People & Organization Director di di MARS, Senior HR Manager di Johnson & Johnson Indonesia dan sebagainya.
Topik yang akan dibawakan antara lain : 1. Mengenali Dunia yang Penuh Ketidakpastian 2. Belajar dari kegagalan dan krisis. 3. Adaptasi Cepat di Era Serba Digital & Disruptif 4. Bertumbuh Secara Konsisten dan Tanya Jawab Training ini GRATIS dan terbuka untuk semua kalangan khususnya para pelajar, mahasiswa, pencari kerja, karyawan, pengusaha / entrepreneur dan pensiunan, atau siapa saja yang tertarik untuk bagaimana bertumbuh di tengah tantangan.
Untuk mendapatkan sertifikat training, wajib mendaftar dulu. Bisa dengan daftar lewat Auxano Connect. Download dan install dari Play Store atau bisa dengan daftar ke link berikut ini :
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar cerita fiksi ilmiah. Hari ini, AI hadir di genggaman kita: dari fitur kamera ponsel yang pintar mengenali wajah, aplikasi yang bisa menerjemahkan bahasa dalam hitungan detik, sampai robot chat yang bisa menjadi partner belajar, kerja, bahkan usaha. Pertanyaannya: bagaimana anak muda bisa benar-benar memanfaatkan AI, bukan sekadar jadi penonton atau malah jadi korban AI?
Banyak anak muda di masa kini yang merasa galau dalam menentukan arah hidu. Terjebak antara mengejar passion, mencari kestabilan finansial, dan memenuhi ekspektasi sosial. Tidak sedikit yang cepat bosan, sering berganti pekerjaan, atau merasa hampa meskipun berhasil meraih prestasi.
Dunia kerja, bisnis, dan kehidupan hari ini penuh dengan ketidakpastian, mulai dari gejolak ekonomi, perkembangan teknologi & AI yang begitu cepat, termasuk dampak dari sosial, politik, dll. Banyak orang (termasuk anak muda) takut dan tidak siap menghadapi situasi seperti ini.
Di era digital ini, HP bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi bisa menjadi alat menghasilkan foto menarik untuk berbagai keperluan. Ada yang foto produk untuk dijual. Untuk menawarkan jasa atau servis. Bisa juga untuk alat bantu mengajar atau edukasi. Termasuk untuk membangun personal branding, dan mempercantik konten media sosial.