Ada orang yang dianggap sukses dalam pekerjaan atau bisnis, namun bermasalah dalam kehidupan pribadi atau keluarga. Di usia menjelang pensiun, banyak orang yang “menyesali” apa yang dijalani bertahun-tahun dalam bekerja. Dia merasa bersalah dan gagal, seperti mengorbankan diri dan keluarga demi pekerjaan.
Di sisi lain, ada orang yang begitu fokus dengan keluarga dan atau kegiatan sosial. Namun redup dan stagnan dalam pekerjaan. Kenaikan biaya hidup tidak diimbangi dengan penghasilan. Karir mandek dan terjepit seiring usia makin sulit berkompetisi.
Bagaimana kita bisa mengurus diri dan keluarga dengan baik, tetapi di sisi lain juga menjadi orang yang berprestasi baik di pekerjaan? Termasuk membagi diri dalam aktivitas sosial.
Untuk itu, Yayasan Auxano Indonesia Muda, akan menyelenggarakan training gratis dengan topik “Work Life Balance or Work Life Integration” pada hari Jumat, 24 November 2023, Pkl 19.00 – 20.30 WIB.
Training ini diadakan hari Jumat malam, berbeda dari biasanya Sabtu pagi.
Sharing akan saya bawakan sendiri, dengan kehidupan pernikahan 23 tahun dengan dua anak dan juga bekerja 27 tahun di berbagai perusahaan termasuk beragam aktivitas sosial.
Materi yang akan saya bawakan antara lain 1. Realitas Dunia Kerja & Keluarga 2. Work Life Balance 3. Work Life Integration. 4. Menjaga “keselarasan dan keseimbangan” 5. Tips & Trik serta tanya jawab
Training ini GRATIS dan terbuka untuk semua kalangan, pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha / entrepreneur, pekerja sosial, ibu rumah tangga atau atau siapa saja yang ingin meningkatkan meningkatkan kemampuan dalam keseimbangan dan integrasi kehidupan dan pekerjaan.
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar cerita fiksi ilmiah. Hari ini, AI hadir di genggaman kita: dari fitur kamera ponsel yang pintar mengenali wajah, aplikasi yang bisa menerjemahkan bahasa dalam hitungan detik, sampai robot chat yang bisa menjadi partner belajar, kerja, bahkan usaha. Pertanyaannya: bagaimana anak muda bisa benar-benar memanfaatkan AI, bukan sekadar jadi penonton atau malah jadi korban AI?
Banyak anak muda di masa kini yang merasa galau dalam menentukan arah hidu. Terjebak antara mengejar passion, mencari kestabilan finansial, dan memenuhi ekspektasi sosial. Tidak sedikit yang cepat bosan, sering berganti pekerjaan, atau merasa hampa meskipun berhasil meraih prestasi.
Dunia kerja, bisnis, dan kehidupan hari ini penuh dengan ketidakpastian, mulai dari gejolak ekonomi, perkembangan teknologi & AI yang begitu cepat, termasuk dampak dari sosial, politik, dll. Banyak orang (termasuk anak muda) takut dan tidak siap menghadapi situasi seperti ini.
Di era digital ini, HP bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi bisa menjadi alat menghasilkan foto menarik untuk berbagai keperluan. Ada yang foto produk untuk dijual. Untuk menawarkan jasa atau servis. Bisa juga untuk alat bantu mengajar atau edukasi. Termasuk untuk membangun personal branding, dan mempercantik konten media sosial.