Generasi Z makin sulit cari kerja di sektor formal. Beberapa cara melamar pekerjaan, melalui internet, datang ke pameran / bursa kerja dan termasuk melamar langsung ke perusahaan. Salah satu cara yang efektif adalah melalui referensi (rekomendasi). Bisa diberikan oleh keluarga, saudara, teman alumni, tetangga, kenal di organisasi atau komunitas, dll. Salah satu faktor yang menentukan orang mau membantu (memberikan referensi) adalah dipengaruhi “personal branding”. Saya pribadi akan semangat memberikan rekomendasi kepada orang yang saya anggap bagus dan sebaliknya berpikir dua kali jika orang tersebut menurut saya buruk.
Hal yang sama berlaku bukan hanya dalam mencari kerja. Tetapi dalam promosi karir, berbisnis, pinjam modal usaha dan sebagainya. Personal branding mempengaruhi kesuksesan seseorang. Hal itu bahkan pengaruh kepada keluarganya. Personal branding seorang ayah atau ibu akan memberikan dampak kepada anak-anaknya. Bisa positif atau negatif.
Untuk itu, Yayasan Auxano Indonesia Muda, akan menyelenggarakan training gratis dengan topik “Personal Branding for Success”, pada hari Sabtu, 8 Juni 2024, Pkl 09.30 – 12.00 WIB.
Sharing akan berikan oleh Ibu Cicilia Nina Triana, director AXA Financial Indonesia.
Topik yang akan dibawakan antara lain : 1. Apa itu Personal Branding? 2. Apa manfaat Personal Branding? 3. Bagaimana kita bisa membangun Personal Branding? 4. Kesaksian / pengalaman pribadi dalam membangun Personal Branding 5. Tanya jawab.
Training ini GRATIS dan terbuka untuk semua kalangan khususnya para pelajar, mahasiswa, pencari kerja, karyawan, pengusaha / entrepreneur dan pensiunan, atau siapa saja yang tertarik tentang Personal Branding.
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar cerita fiksi ilmiah. Hari ini, AI hadir di genggaman kita: dari fitur kamera ponsel yang pintar mengenali wajah, aplikasi yang bisa menerjemahkan bahasa dalam hitungan detik, sampai robot chat yang bisa menjadi partner belajar, kerja, bahkan usaha. Pertanyaannya: bagaimana anak muda bisa benar-benar memanfaatkan AI, bukan sekadar jadi penonton atau malah jadi korban AI?
Banyak anak muda di masa kini yang merasa galau dalam menentukan arah hidu. Terjebak antara mengejar passion, mencari kestabilan finansial, dan memenuhi ekspektasi sosial. Tidak sedikit yang cepat bosan, sering berganti pekerjaan, atau merasa hampa meskipun berhasil meraih prestasi.
Dunia kerja, bisnis, dan kehidupan hari ini penuh dengan ketidakpastian, mulai dari gejolak ekonomi, perkembangan teknologi & AI yang begitu cepat, termasuk dampak dari sosial, politik, dll. Banyak orang (termasuk anak muda) takut dan tidak siap menghadapi situasi seperti ini.
Di era digital ini, HP bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi bisa menjadi alat menghasilkan foto menarik untuk berbagai keperluan. Ada yang foto produk untuk dijual. Untuk menawarkan jasa atau servis. Bisa juga untuk alat bantu mengajar atau edukasi. Termasuk untuk membangun personal branding, dan mempercantik konten media sosial.