Perusahaan yang baik-baik saja tiba-tiba bermasalah karena impak perang dagang antar negara. Sebuah lembaga pelayanan publik ditutup karena kucuran dana dari donor berhenti, dan terjadi PHK massal. Cari pekerjaan makin sulit, berdagang juga tidak mudah. Kita hidup di tengah banyak ketidakpastian. Perubahan ekonomi, teknologi, politik, dll yang bergerak cepat, hingga dinamika sosial dan lingkungan yang tak terduga.
Kita perlu memiliki cara berpikir yang lebih strategis dan adaptif. Scenario planning bukan sekadar alat bisnis, tapi sebuah keterampilan penting bagi generasi muda untuk memetakan berbagai kemungkinan masa depan, mengantisipasi tantangan, dan menyiapkan langkah cerdas agar tetap relevan, tangguh, dan punya arah yang jelas dalam menghadapi perubahan. Dengan mindset kita tidak mudah panik atau terseret arus, tapi mampu memimpin diri menuju masa depan.
Untuk itu, Yayasan Auxano Indonesia Muda, akan menyelenggarakan training gratis dengan topik “Scenario Planning in Time of Uncertainty”, pada hari Sabtu, 26 July 2024, Pkl 09.30 – 12.00 WIB.
Sharing akan berikan oleh Bapak Ir Gerhard Sitanggang, MM, MBA, beliau adalah seorang Corporate Training, Project Coaching & Consultancies for Business and strategic in The Industry of Automotive, Health Care and Resources – Based Industry. Beliau memiliki pengalaman puluhan tahun di berbagai Perusahaan ternama.
Materi yang akan dibawakan antara lain : 1. Living in Time of Disruption 2. Forecasting, Scenario Planning, and Speculating 3. Scenario Matrix 4. Harvesting "Positive Risk" and Mitigating "Negative Risk" 5. Diskusi : tanya jawab.
Training ini GRATIS dan terbuka untuk semua kalangan, pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha / entrepreneur, pekerja sosial, ibu rumah tangga atau atau siapa saja yang ingin belajar tentang scenario planning.
Untuk mendapatkan sertifikat training, wajib mendaftar dulu ke link berikut ini
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa intensitas penggunaan media sosial berkorelasi negatif dengan kepercayaan diri remaja. Semakin sering menggunakan media sosial, semakin rendah (turun) kepercayaan dirinya.
Perbandingan sosial (social comparison) lewat Instagram memiliki korelasi kuat dengan self-esteem yang rendah pada remaja pengguna aplikasi tersebut.
Di era digital, promosi atau kampanye bukan sekadar posting di media sosial saja. Namun juga bicara tentang membangun komunitas yang hidup, saling dukung, dan punya tujuan bersama. Dalam konteks ini, banyak anak muda yang memiliki potensi besar penggerak perubahan melalui dunia digital.
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar cerita fiksi ilmiah. Hari ini, AI hadir di genggaman kita: dari fitur kamera ponsel yang pintar mengenali wajah, aplikasi yang bisa menerjemahkan bahasa dalam hitungan detik, sampai robot chat yang bisa menjadi partner belajar, kerja, bahkan usaha. Pertanyaannya: bagaimana anak muda bisa benar-benar memanfaatkan AI, bukan sekadar jadi penonton atau malah jadi korban AI?